Profil
Nama Resmi | : | Kota Cilegon |
Ibukota | : | Cilegon |
Provinsi | : | Banten |
Batas Wilayah | : | Utara: Kabupaten Serang (Kecamatan Pulo Ampel) Selatan: Kabupaten Serang (Kecamatan Waringinkurung, Mancak dan Anyer) Barat: Selat Sunda Timur: Kabupaten Serang (Kecamatan Bojonegara dan Kramatwatu) |
Luas Wilayah | : | 175,50 Km² |
Jumlah Penduduk | : | 423.708 Jiwa |
Jumlah Kecamatan | : | Kecamatan :8, Kelurahan : 43 |
Website: | : | http://www.cilegon.go.id |
(Permendagri No.66 Tahun 2011)
Sejarah
Cilegon
merupakan wilayah bekas Kewadenaan (Wilayah kerja pembantu Bupati KDH
Serang Wilayah Cilegon), yang meliputi 3 (tiga) Kecamatan yaitu Cilegon,
Bojonegara dan Pulomerak.
Berdasarkan
Pasal 27 Ayat (4) UU No 5 tahun 1974 tentang Pokok Pokok Pemerintahan
di Daerah, Cilegon kiranya sudah memenuhi persyaratan untuk dibentuk
menjadi Kota Administratif. Melalui surat Bupati KDH Serang No.
86/Sek/Bapp/VII/84 tentang usulan pembentukan administratif Cilegon dan
atas pertimbangan yang obyektif maka dikeluarkan Peraturan Pemerintah
No. 40 tahun 1986, tentang pembentukan Kota Administratif Cilegon dengan
luas wilayah 17.550 Ha yang meliputi 3 (tiga) wilayah Kecamatan
meliputi Pulomerak, Ciwandan, Cilegon dan 1 Perwakilan kecamatan Cilegon
di Cibeber ,sedangkan kecamatan Bojonegara masuk Wilayah kerja pembantu
Bupati KDH Serang Wilayah Kramatwatu.
Berdasarkan
PP No. 3 Tahun 1992 tertanggal 7 Februari 1992 tentang Penetapan
Perwakilan Kecamatan Cibeber, Kota Administratif Cilegon bertambah
menjadi 4 (empat) Kecamatan yaitu Pulomerak, Ciwandan, Cilegon dan
Cibeber.
Dalam
perkembangannya Kota Administratif Cilegon telah memperlihatkan
kemajuan yang pesat di berbagai bidang baik bidang Fisik, Sosial maupun
Ekonomi.
Hal
ini tidak saja memberikan dampak berupa kebutuhan peningkatan pelayanan
di bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, tetapi juga
memberikan gambaran mengenai perlunya dukungan kemampuan dan potensi
wilayah untuk menyelenggarakan otonomi daerah.
Dengan
ditetapkannya dan disahkannya UU No. 15 tahun 1999 tanggal 27 April
1999 tentang pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya
Daerah Tingkat II Cilegon, status Kota Administratif Cilegon berubah
menjadi Kotamadya Cilegon, dengan duet kepemimpinan Drs. H. Tb. Rifai
Halir sebagai Pejabat Walikota Cilegon dan H. Zidan Rivai sebagai Ketua
DPRD Cilegon.
Arti Logo
A. Bentuk Ukuran dan Arti Lambang
1. lambang Daerah berbentuk perisai yang didalamnya terdapat bentuk gambar dan warna serta di bagian atas terdapat tulisan “ KOTA CILEGON” dan di bagian bawah didasari pita yang bertuliskan
“ AKUR SEDULUR JUJUR ADIL MAKMUR”
B. Lambang daerah terdiri dari 3 (tiga) bagian dengan perincian sebagai berikut :
B.1. Bentuk Gambar Terdiri Dari :
1. Bintang
yang berujung 5 (Lima) melambangkan Pancasila sebagai Dasar
Negara Republik Indonesia, bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa adalah asas
yang luhur;
2. Tugu
Geger Kota Cilegon yang menjulang tinggi melambangkan kekompakan aparat
dengan seluruh lapisan masyarakat yang beraneka ragam suku dan agama;
3. Lidah Api yang berujung 9 (sembilan) melambangkan semangat yang berkobar-kobar tiada henti;
4. Padi dan kapas melambangkan Kota Cilegon cukup sandang dan pangan
5. Pena melambangkan Kota Cilegon sebagai Kota Pendidikan
6. Gunung adalah Gunung Batur sebagai Zona basis gerilya para pejuang Kota Cilegon;
7. Dinding adalah Dinding Benteng Surosowan yang terdiri dari 27 (dua puluh tujuh) bata dan 4 (empat) puncak;
8. Gapura Kaibon melambangkan Kota Cilegon sebagai pintu gerbang antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatra;
9. Ombak laut berjumlah 9 (sembilan) melambangkan Masyarakat Kota Cilegon yang dinamis dan energik;
10. Laut
dan Jangkar melambangkan Kota Cilegon adalah Kota Pelabuhan sebagai
jembatan menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera
11. Roda Gigi melambangkan Kota Cilegon sebagai Kota Industri
12. Pita Melambangkan Persatuan dan kesatuan masyarakat Kota Cilegon yang kuat
B.2. Warna dan Lambang Daerah terdiri dari :
1. Warna Merah melambangkan Keberanian dan Dinamis didasari kebenaran;
2. Warna Putih melambangkan Kesucian dan Kejujuran;
3. Warna Kuning Emas melambangkan Keadilan, Kekuasaan, Kewibawaan dan Keagungan;
4. Warna Hitam Melambangkan Kesejukan, Kesegaran dan Kemakmuran;
5. Warna Biru Melambangkan Keaslian, Kejernihan dan Kesentosaan;
6. Warna Coklat melambangkan Keteguhan dan Semangat.
B.3. Lambang Daerah yang terdiri atas bentuk, gambar dan warna mempunyai makna :
1. Kapas
berjumlah 17 (Tujuh belas), Roda Gigi berjumlah 8 (Delapan) dan Padi
berjumlah 45 (Empat Puluh Lima) yang bermakna kemerdekaan Republik
Indonesia tanggal 17 Agustus 1945;
2. Dinding
Bata Benteng Surosowan berjumlah 27 (dua puluh tujuh), puncak benteng
berjumlah 4 (empat), Lidah Api berjumlah 9 (sembilan) dan Ombak Laut 9
(sembilan) mempunyai makna kelahiran Kota Cilegon, 27 April 1999
3. Arti semboyan lambang daerah adalah sebagai berikut :
i. Akur Sedulur
Berarti
Wancana dan Konfigurasi ke-Bhinekaan Indonesia yang perlu tetap indah
terjalin dalam wujud persatuan yang utuh, harmonis, saling mendukung,
damai dengan sesama, rasa saling menghargai dalam kehidupan yang
kosmopolitan multi etnis;
ii. Jujur
Berarti
Esensi kehidupan yang hakiki adalah semata-mata Anugerah Allh SWT, oleh
karena itu amanah harus dapat terpelihara dan ditanamkan dengan
kejujuran terhadap diri sendiri atau dengan sesama serta kepada-Nya;
iii. Adil Makmur
Berarti
kebutuhan dan menyiratkan keinginan keadilan yang berkemakmuran dan
kemakmuran yang berkaidalan lahir batin bagi seluruh rakyat Indonesia
sebagaimana
Nilai Budaya
Nilai Budaya
Kehidupan Sosial Masyarakat
Dalam
kurun waktu 15 tahun terakhir (1991-2005) Jumlah Penduduk Kota Cilegon
bertumbuh sebesar 47,18 % (dari 228.230 jiwa tahun 1991 menjadi 335.913
jiwa tahun 2005). Perkembangan jumlah penduduk Kota Cilegon pada periode
2001-2005 bergerak secara rata-rata 2,66% pertahun. Masih cukup
tingginya laju pertumbuhan penduduk di Kota Cilegon tersebut terutama
dipengaruhi oleh peristiwa migrasi masuk (pencari kerja)
Kultur Budaya
Karakteristik
budaya masyarakat Cilegon tidak terlepas dari sejarah Kesultanan Banten
sebagai pusat penyebaran Agama Islam dan indentik dengan buday
ke-Islaman-nya. Budaya yang bernafaskan ke-Islam-an ini sangat mewarnai
kehidupan keseharian adat istiadat yang sampai sekarang hidup di
kalangan masyarakat dapat digambarkan sebagai berikut : Kota Cilegon
berada dengan kesultanan Banten, bekas-bekas kebesarnya berupa bangunan
kuno di beberapa tempat seperti Istana Surosowan, Kaibon, Banteng
Spelwijk dan peninggalan sejarah lainnya seperti situs-situs yang
tersebar diberbagai tempat. Jarak antara Kota Cilegon dengan Kasultanan
Banten sekitar 15 Km.
Kesenian Daerah
Kota
Cilegon mencerminkan seni budaya tradisional yang memiliki kekhasan dan
nilai budaya tradisional yang tinggi. Salah satu warisan Kesultanan
Banten di bidang kesenian yang masih dilaksanakan masyarakat adalah seni
Debus dan Terbang Gede. Disamping itu masih ada pertunjukan seni yang
tidak kalah menariknya seperti Seni Beluk, Ubrug, Patingtung dan Gecle.
0 komentar:
Posting Komentar