Tampilkan postingan dengan label Puisi Cinta Bag 11. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi Cinta Bag 11. Tampilkan semua postingan
Rabu, 25 Juli 2012
Menghilang Begitu Saja
Hujan telah reda…
Tujuh warna menghiasi di keindahan langit…
Namun kembali menghilang dibalik cahaya mentari
Tak terukur lewat kesepian malam, dalam kesendirian
Sudah lewat dari 1000 hari dan hati ini tetap masih ada…
Sebab segenggam janji masih terukir indah…
Namun, lentera yang kau titipkan semakin redup
Sebab siang menghilang begitu saja…
Hanya kegelapan singgah tanpa mengucapkan salam
Mengapa…?
Megapa wajah di balik pelangimu tak lagi kulihat…
Angin-angin tak lagi berhembus memecah kesunyian…
Meninggalkan jejak tanda tanya sebelum kau menghilang…
Bernarkan itu kau sebelum pergi…?
Disaat kau datang, rembulan tak lagi menjadi payungmu…
Di saat kau tersenyum, angin tak lagi menebarkan aromamu…
Disaat kau berkata, maksud tak lagi menjadi tujuanmu…
Di saat kau pergi, cinta tak lagi menjadi keindahanmu…
Kini…
Hanya tinggal jejak langkah yang tak berbayang
Di jalan setapak yang telah terhapus oleh hujan
Pada sekeping hati yang telah kau lukai
Saat kau menghilang begitu saja
Goresan Cinta
Cinta adalah sepasang ikatan
Cinta adalah dua hati yang menyatu
Cinta adalah sebuah kasih sayang
Cinta adalah sebuah kejujuran hati
Yang mampu berada dimana saja
Cinta jua tak bisa terwakili
Cinta tak selamanya harus memiliki
Cinta jua dapat membahagiakan
Dan cinta jua dapat meyakitkan
Seperti halnya dirimu…
Sekiranya tekatmu sudah bulat
Pergilah dengan wajah tersenyum
Namun tinggalkanlah sedikit pesan
Agar aku megerti harus berbuat apa
Agarku bisa mengartikan makna cinta mu
Dan arti kata ketulusanmu
Dan jua arti kata kecewamu
Namun bila kau pergi begitu saja
Berarti cinta yang kau katakana dulu
Dan rindu yang kau ucapkan adalah bohong
Seakan kau menancapkan pisau di jantungku
Yang meninggalkan luka hingga ku mati
Kekasih Di Seberang
Aku yang di sini merindukan kau yang di sana
Jauh terbuai oleh mimpi dan hayalku
Terkenang masa saat bertemu
Kaulah yang terbaik dari apa yag kuharap
Kau buai aku dengan sikap tulusmu
Menjadi kekasih dalam susah maupun senang
Menjadi bagian lain dari jiwa ini...
Kini kau di sana...
Apakah kau merindukan aku di sana...?
Seperti diriku yang merindukan mu di sini...
Kini ruang dan waktu memisahkan kita...
Ketulus hati takkan mampu memisahkan kita
Ku tahu engkaulah yang terbaik
Semenjak pertama kali bertemu denganmu
Aku merasa dekat denganmu...
Dekat di hati dan jiwa ini...
Dekat dalam hayalan dan imajinasiku...
Untuk berkasih menjadi pujaanmu...
Aku kan tetap merindukan mu walau di sana
Semoga engkau juga merindukan aku yang ada di sini
Bersyukur terhadap apa yabg telah Tuhan berikan...
Menikmati terhadap apa yang tekah Tuhan karuniakan...
Seorang kekasih bagiku...Dan bagimu...
Kembali Ke Asal
Engkau adalah penuntun hatiku
Yang mampu mengukir jiwaku
Yang mampu menghentikan kesedihanku
Memberi kedamaian dan tak bisa kuungkapkan…
Padamu…
Ku temukan sepercik keteduhan jiwa darimu
Kudapatkan sebentuk kelembutan hati darimu
Memutuskan sekujur tubuhku yang lemah
Aku tahu…yang kurasakan…
Semoga…aku masih bisa…
Melewatkan masa separuh putaran bumi
Jalanku tak panjang…mungkin untuk bisa…
Menuai waktu bersama dirimu
Tetapi ribuan kilo jalan telah kutempuh
Hingga amarahmu membuat luka
Hingga aku terlempar kembali ke asal
kembali ke kampung halaman dengan kesedihan
Dengan rasa kecewa, lelah tak terobati
Menghilang
Kini suaramu tak lagi kudengar
Tinggal sebuah melody tanpa lirik
Kini kerlipan matamu tak lagi kulihat
Hanya tinggal gemintang yang kesepian
Kini tak ada lagi candamu yang menggoda
Tinggalkan sekeping hati yang tlah hilang
Semuanya kembali kosong…
Bersamaan dengan hilangnya dirimu
Bersamamu yang semuanya tlah kau bawa
Tetapi, mungkin cinta telah tertinggal
Namun, ntah dimana, ataukah sudah hilang…
Bersembunyikah atau tersembunyi…
Yang jelas semua tlah menjadi pudar
Kini luka dijantungku semakin melebar
Mungkin tak ada lagi penawar yang tersisa
Sebab tetesan tlah menjadi segumpal darah
Namun kini tlah membeku, dan…
Mungkin hanya tinggal menunggu waktu
Waktu yang semakin sesak ini…
Mungkin tak kau rasa, sebab kaulah penyebabnya
Dari tak ada hingga ada…
Dari rasa dan berbunga hingga menumbuhkan cinta
Hingga ada kembali tak ada…
Hilang sama sekali…
Diujung Pena
Lembar demi lembar t'lah kugoreskan
Tinta demi tinta t'lah di teteskan
Ntah yang keberapa, mungkin ini yang terakhir
Diujung pena kata ini mengalir
Meyiratkan makna dari kegelesihan
Di ujung pena kata ini ditatah
Sederas arus fikir mengilhami seorang penyair
Mendaur arti dari kesunyian malam
Mengisi kekosongan lewat sebuah catatan
Saat menanti fajar kembali bertahta
Diujung pena kata ini digenggam
Segumpal harapan masih tertanam di dada
Walau hanya untaian kata bercengkrama, namun…
Menyayat jiwa hingga merona, pilu dan hampa
Hingga terluka tanpa penawar
Di ujung pena kata ini berdetik
Mengejar waktu saat kembali bermula
Mengungkapkan kata dari hati yang terluka
Pada kepingan-kepingan hati yang t'lah retak
Mengembalikan kata ke asal makna
Di ujung pena kata ini berbicara
Hanya sesaat bagai angin yang berlalu
Menyelusuri ruas-ruas kehampaan
Demi mencari setiap bekas masa lalu
Lewat sebuah tatapan yang tajam tak berkaca
Di ujung pena kata ini t'lah usai
Hanya tinggal sebuah kenangan yang terpendam
Dari penantian yang berakhir di lembayung senja
Dalam lebaran yang mengisakan puncak kesunyian
Menuju pusara waktu yang kan berhenti…
Dan akan berakhir…
Puisi Untuk Kawan
Puisi ini untukmu kawan
Aku buat semalaman
Sekedar untuk kau tahu
Betapa aku rindu padamu
Puisi ini untukmu kawan
Dekaplah dalam-dalam
Agar kau merasakan benar
Bagaimana cintaku padamu
Langganan:
Postingan (Atom)
About me
Maaf Ya, Di Blog Ini Tidak Di Ijinkan Untuk Klik Kanan
Diberdayakan oleh Blogger.