BADAK JAWA ( Rhinoceros sondaicus Desmarest, 1822)Badak Jawa termasuk ke dalam golongan binatang berkuku ganjil atau Perrisdactyla, mempunyai kulit tebal berlipat-lipat seperti perisai dari bahan tanduk sehingga satwa ini kelihatan seperti bongkah batu yang besar dan tubuhnya lebih besar dari Badak Sumatera ( Dicerorhinus sumetrensis ). Cula Badak Jawa jantan biasanya lebih besar dari betinanya, dimana cula Badak Jawa betina hanya berupa tonjolan di atas kepalanya (Veevers dan Carter, 1978; Prawirosudirjo, 1975). Tinggi rata-rata Badak Jawa antara 140-175 cm. Sedangkan panjang badannya 300 – 315 cm dan adapula yang pernah ditemukan dengan panjang mencapai 392 cm. Tebal kulitnya 25 – 30 mm, lebar kaki rata-rata 27-28 cm dan beratnya sekitar 2300 Kg. Panjang cula diukur mengikuti lengkungnya bisa mencapai 48 cm (Hoogerwerf, 1970). Penglihatan Badak jawa tidaklah tajam, tapi pendengarannnya maupun penciumannya sangat tajam. Badak dapat mengetahui adanya bahaya atau musuh yang kan datang walaupun sesungguhnya bahaya atau musuh itu masih terpaut jarak jauh dengan badak tersebut (Hoogerwerf, 1970; Prawirosudirjo, 1975). Kadang-kadang badak sanggup untuk menempuh jarak 15 – 20 km dalam sehari, tetapi sebaliknya sering berada beberapa hari dalam daerah yang tidak lebih dari 0,5 km 2 (Hoogerwerf, 1970).
Menurut Legakul dan McNeely (1977) menyatakan bahwa secara taksonomi Badak Jawa dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub Phylum : Vertebrata
Super Kelas : Gnatostomata
Kelas : Mammalia
Super Ordo : Mesaxonia
Ordo : Perissodactyla
Super Famili : Rhinocerptidea
Famili : Rhinoceratidea
Genus : Rhinoceros Linnaeus, 1758
Spesies : Rhinoceros sondaicus Desmarest, 1822
BANTENG ( Bos javanicus )
Menurut Legakul dan McNeely (1977) menyatakan bahwa secara taksonomi banteng dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Menurut Legakul dan McNeely (1977) menyatakan bahwa secara taksonomi banteng dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub Phylum : Vertebrata
Kelas : Mammalia
Super Ordo : Eutheria
Ordo : Artiodactyla
Famili : Bovidae
Genus : Bos
Spesies : Bos javanicus
Banteng
memiliki tubuh yang tegap, besar dan
kuat dengan bahu bagian depannya lebih
tinggi daripada bagian belakang
tubuhnya. Di kepalanya terdapat sepasang
tanduk. Pada banteng jantan tanduknya berwarna
hitam mengkilap, runcing dan melengkung ke arah
medio anterior, sedangkan pada banteng betina
bentuk tanduknya lebih kecil. Pada bagioan
dadanya terdapat gelambir yang dimulai
dari pangkal kaki sampai leher tetap
tidak mencapai daerah kerongkongan
(Hoogerwerf, 1970). Menurut Hoogerwerf (1970)
banteng memiliki penciuman dan pendengaran yang
sangat tajam dibandingkan dengan penglihatannya.
Legakul dan McNeely (1977) menyatakan bahwa
penglihatan banteng tidak begitu tajam
sehingga kemampuan utamanya untuk
membedakan musuh-musuhnya tergantung
pada kemampuan penciuman dan pendengarannya. Oleh
karena itu arah angin sangat penting bagi banteng
utnuk mempelajari kondisi lingkungannya. Warna
tubuh banteng bervariasi dan dapat dipakai
untuk membedakan jenis kelaminnya
(Legakul dan McNeely ,1977). Banteng
jantan mempunyai warna tubuh hitam,
semakin tua umurnya semakin hitam warna tubuhnya.
Banteng betina memiliki warna tubuh coklat kemerah-merahan,
semakin tua umurnya maka warna tubuhnya
akan semakin gelap (coklat tua). Pada
anak banteng baik yang jantan maupun
betina memiliki warna tubuh sama yaitu
berwarna coklat sehingga sulit dibedakan
jenis kelaminnya. Namun warna tubuh anak banteng
baik jantan maupun betina lebih terang warna tubuhnya
dibanding tubuh banteng betina dewasa.
Hoogerwerf (1970) menyatakan pula bahwa
tubuh banteng bervariasi menurut
lokasinya. Banteng yang berada di daerah
Jawa Barat umumnya berwarna lebih hitam dibanding
banteng yang berada di daerah Jawa Timur yang
berwarna lebih coklat. Hal ini kemungkinan
disebabkan oleh kondisi habitat dan
iklim.Phylum : Chordata
Sub Phylum : Vertebrata
Kelas : Mammalia
Super Ordo : Eutheria
Ordo : Artiodactyla
Famili : Bovidae
Genus : Bos
Spesies : Bos javanicus
OWA JAWA (Hylobates moloch)
Owa
Jawa merupakan salah satu primata di Ujung Kulon yang mempunyai
habitat di kawasan Gunung Honje. Mempunyai ekor pendek, bulu
halus berwarna abu-abu dan wajah hitam yang menyebabkan
primata ini dinamai owa. Owa merupakan satwa monogamy
sekali kawin dalam hidupnya, dan hidup dalam kelompok
keluarga kecil yang terdiri dari seekor jantan, seekor
betina dengan satu atau lebih anak.satwa dewasa muda
meninggalkan kelompoknya untuk selanjutnya menjelajahi hutan
untuk mencari pasangan hidup dan daerah kekuasaan yang baru. MACAN TUTUL ( Panthera pardus ).
Mempunyai warna dasar bulu coklat muda kekuning-kuningan dengan tutul hitam kecoklatan pada seluruh tubuhnya yang terlihat amat jelas. Tutul-tutul umumnya mengelompok berupa bercak yang tersusun merupakan kembangan. Panjang tubuhnya dapat mencapai 130 cm.
KANCIL (Tragulus javanicus)
Kancil mempunyai badan hanya sekitar 20-25 cm dengan kulit berwarna cokelat kemerah-merahan serta tubuh bagian bawah berwarna putih, kancil jantan tidak mempunyai tanduk tetapi mempunyai gigi taring yang yang memanjang keluar dari mulutnya.habitat kancil berada di dalam hutan dan mereka sangat jarang berkeliaran di kawasan pantai dan semak belukar.
RUSA (Cervus timorensis)
Rusa berukuran tubuh sedang, panjang tubuh jantan seluruhnya hampir 2 meter, sedangkan untuk rusa betina lebih pendek dari yang jantan (1,7m) (Bemmel,1949). Rusa jantan tua kelabu dan lebih gelap. Dibagian dalam telinga terdapat bagian yang putih tidak jelas tapi akan jelas pada rusa yang masih muda. Tanduk pada rusa jantan mulai tumbuh saat berumur 15-17 bulan.Pertumbuhan tanduk akan terhenti pada umur 15 tahun. Rusa menyukai tempat-tempat terbuka seperti padang rumput.Sebagai tempat berlindung, rusa sering menggunakan hutan atau daerah penuh semak belukar.
JELARANG (Ratufa bicolor )
Jeralang mempunyai warna bulu hitam mengkilap, merah, kuning (krem) dan coklat muda kekuning-kuningan, dengan habitat yang paling disukai adalah ruang diantara pohon-pohon yang tinggi. Dalam keadaan bahaya jeralang akan mengeluarkan suara menderak yang keras disertai gerakan menyentak dengan ekor yang panjang.
Jeralang mempunyai warna bulu hitam mengkilap, merah, kuning (krem) dan coklat muda kekuning-kuningan, dengan habitat yang paling disukai adalah ruang diantara pohon-pohon yang tinggi. Dalam keadaan bahaya jeralang akan mengeluarkan suara menderak yang keras disertai gerakan menyentak dengan ekor yang panjang.
LUTUNG (Tracypithecas auratus )
Lutung berwarna coklat kehitaman dan mengkilap, memiliki tubuh ramping dan berekor panjang, Kelompok lutung tidak seperti kelompok kera, lutuk terdapat dalam kelompok yang lebih kecil hanya terdiri dari seekor jantan dewasa, beberapa betina dan anak mereka.
KERA EKOR PANJANG (Macaca fascicularis)
Kera dewasa mempunyai warna rambut cokelat kekuningan sedangkan kera yang kecil berwarna hitam. Dalam kehidupan sosialnya kera membentuk kelompok dan diantara kelompok tersebut mempunyai daerah jelajah (home range) sendiri-sendiri.
MUSANG ( Paradoxurus hermaphoditus )
Musang hidup di atas-atas pohon, tidur pada malam hari dalam liang pohon atau pada percabangan yang lebat seperti pada aren dan langkap. Bulu badannya tebal, berwarna kelabu kecoklatan. Pipi dan moncong kehitaman dengan bercak putih di bawah mata. Musang merupakan salah satu satwa pemakan buah langkap yang telah masak. Saat ini lebih mudah dijumpai pada saat musim hujan.
BURUNG WILI-WILI (Esacus magnirostris )
Burung
wili-wili merupakan jenis burung pantai terbesar yang biasa dijumpai
berpasang-pasangan di daerah berpasir dan berkarang. Buruh ini mempunyai
paruh yang besar, mata berwarn akuning cerah serta kepala dan sayap
hitam pekat bergaris-garis putih. Karakteristik yang lain adalah selalu
bergerak kebawah dan mengeluarkan suara kicauan yang sedih.
BURUNG DARA LAUT (Anous stolidos )
Burung
ini mempunyai tengkuk hitam berukuran sedang dengan warna tubuh putih
bergaris hitam dari mata sampai leher, berekor panjang membentuk garpu
dengan sayap berbentuk sabit, dan menjadikan burung yang cantik ini
dapat terbang dengan gesit dan tenang.
BURUNG CEKAKAK (Halcyon chloris)
Burung
Cekakak mempunyai warna-arna ynag indah dengan paruh berwarna merah,
leher cokelat, perut dan punggung berwrna jingga, sayap hitam bercampur
biru cerah dan mengeluarkan suara kicauan yang jelas.
BURUNG KUCICA HUTAN (Copsychus saularis )
Burung
ini berekor panjang, berwarna hitam dengan bagian bawah tubuhnya
berwarna kemerahan, punggung putih dan suatu garis putih disepanjang
bulu ekor. BURUNG RANGKONG (Buceros rhinoceros)
Burung rangkong mempunyai kebiasaan hidup berpasang-pasangan dan cara bertelurnya merupakan suatu daya tarik tersendiri. Pada awal masa bertelur burung jantan membuat lubang yang terletak tinggi pada batang pohon untuk tempat bersarang dan bertelurnya burung betina.kemudian burung jantan memberi makan burung betinanya melalui sebuah lubang kecil selama masa inkubasi, dan berlanjut sampai anak mereka tumbuh menjadi burung muda.
Spesies ini mempunyai ciri-ciri utama yaitu bulu tubuhnya berwarna hitam dan putih, perut putih, ekor putih dengan garis lebar hitam melintang, paruh bercula badak, berwarna orange kemerahan dan ukuran tubuhnya sebesar merak betina.
BURUNG ELANG ULAR/BIDO ( Spilornis cheela )
Elang
berukuran sedang berwarna gelap, bulu badannya berwarna
cokelat gelap, mahkota berupa jambul pendek, kulit yang tidak
berbulu, diantara mata dan paruh khas berwarna kuning. Pada
waktu terbang cirri khasnya adalah ekornya yang putih
di tepi belakang. Elang yang belum dewasa mirip dengan
dewasa tetapi bulu badannya lebih cokelat dan penutup
telinga putih. Biasanya elang ini hinggap pada dahan-dahan besar di tempat yang teduh di dalam hutan dimana mereka dapat mengawasi tanah dibawahnya. Hidupnya berpasang-pasangan. Makanannya biasanya ular, kadal, katak, dan kadang-kadang mamalia kecil. Sarangnya merupakan tumpukan ranting berlapis daun-daunan di hutan yang rapat.
MERAK ( Pavo muticus )
Merak biasanya dijumpai di padang pengembalaan. Jenis satwa ini adalah satu satwa yang khas dan sangat besar dengan jambul yang tegak di kepala. Merak jantan berbulu hijau berkilau pada leher dan dada serta memiliki ekor kipas yang lebih panjang dari merak betina, bulunya mempuyai bola bulat seperti mata.Merak biasanya memakan biji-biji-biji rumput, pucuk,daun, rayap, belalang dan reptile kecil lainnya. Pada malam hari bertengger di pohon-pohon yang tinggi yang jarang daunnya. Yang unik dari satwa ini adalah selalu memberi tanda bahaya bagi seluruh satwa yang ada di padang pengembalaan dengan suaranya yang keras.
AYAM HUTAN ( Gallus varius )
Ayam
Hutan mempunyai rupa yang elok, bulunya didominasi oleh warna hijau
kebiru-biruan terutama bulu-bulu leher, punggung dan pangkal sayap.
Jengger ayam jantan tidak bergerigi. Paruh dan kakinya kekuning-kuningan
dan putih pucat kemerahan. Ayam hutan sering bertengger dan berkokok di
pagi dan sore hari, terutama jenis jantan, lalu mencari makan dan
minum, beristirahat kemudian bersarang.
PENYU HIJAU ( Chelonia mydas )
Ukuran panjang tubuhnya maksimal 153 cm, sumber pakan utama adalah lamun (sea grass). Penyu Hijau mendapatkan namanya dari warna lemak tubuhnya, penyebaran di Taman Nasional Ujung Kulon meliputi wilayah pantai selatan Semenanjung Ujung Kulon dengan konsentrasi tertinggi di sekitar pantai Ciramea.
PENYU SISIK ( Eretmochelys imbricate )
Penyu
sisik merupakan salah satu penyu berukuran kecil.Bentuk kepalanya
meruncing dan mempunyai dua pasang sisik prefrontal (sisik yang berada
di depan mata). Rahang tidak bergerigi, kerapas bertulang tanpa sudut
dan memiliki sisik yang bertimpa tindih dan mempunyai 4 sisik
lateral.Kerapas berbentuk elips.Lengan depan (flipper) mempunyai dua
buah caka. Warna karapas pada umumnya coklat atau kuning, dan tukik yang
baru menetas kebanyakan berwarna coklat dengan bertotol coklat mudapada
setiap sisiknya. Ukuran dewasa sekitar 2,5 kaki sampai dengan 3 kaki
(76-91 cm) pada karapasnya. Berat badan dewasa bias mencapai 40-60 kg. Paruh penyu sisik yang meruncing memudahkannya untuk mencapai makanannyayang tersembunyi di dalam celah batu dan terumbu karang. Mereka memakan spon, anemone, cumi-cumi dan udang. Habitatnya biasa ditemukan di sekitar terumbu karang pesisir, daerah bebatuan, daerah muara, bakau dan juga daerah goba.Penyu sisik bersarang (bertelur) dengan selingan dua atau tiga tahun.Di setiap musimnya dapat bertelur dua hingga empat kali . Sarang berisi kurang lebih 160 butir telur, dan masa inkubasinya selama 6 hari.
Status internasional terdaftar sebagai hewan sangat langka Critically Endangered (menghadapi ancaman kepunahan yang tinggi di alam bebas untuk waktu yang singkat) berdasarkan IUCN.
BUAYA MUARA ( Crocodylus porosus)
Buaya
muara atau buaya katak adalah sejenis buaya dengan moncong yang cukup
lebar dan tidak mempunyai sisik lebar pada tengkuknya. Buaya muara
merupakan jenis buaya terbesar yang hidup di dunia ini. PAnjang tubuhnya
bias mencapai 12 meter.Termasuk ganas dan dikenal sebagai pemakan
manusia. Sebaran sangat luas mulai dari India , Srilangka, Asia
tenggara, Philipina sampai Australia Utara. Daerah penyebaran di seluruh
perairan Indonesia seperti sungai-sungai dan di laut dekat muara.
Sesuai dengan namanya, buaya ini hidup di habitat payau di pantai dan
dibagian pasang surut dari sungai, selain itu juga di perairan air
tawar. Berbiaknya di sungai atau rawa berair tawar. Kemampuan hidup
rata-rata lebih dari 65 tahun.Dalam daftar CITES jenis buaya ini
termasuk Apendix II, tetapi di negara0negara selain Australia dan Papua
Nugini, termasuk dalam Apendix I. Status konservasi : Endangered.
BIAWAK ( Varanus salvator )
Satwa ini badannya panjang, mirip seekor kadal,
mata kecil, kulit bersisik agak kasar berwarna abu-abu, kulitnya keras,
gigi sangat tajam. Lidah bercabang di ujungnya, selalu menjulur-julur
mirip ular.Bila berjalan gerakannya lambat, tetapi pada saat berburu
mangsa atau mengejar biawak lainnya, ia dapat berlari dengan cepat.
Walaupun penglihatannya kurang tajam, tetapi penciumannya sangat
tajam.Satwa ini termasuk buas yang menyantap mangsa hidup atau mati.
Gigitannya tidak berbisa, namun air liurnya mengandung racun yang sangat
mematikan.
0 komentar:
Posting Komentar